Air
merupakan suatu barang yang sangat berharga dan memiliki banyak manfaat. Manusia
memanfaatkan air sebagai keperluan sehari-hari maupun keperluan ekonomi. Namun,
penggunaan ini sering tidak bijak dan merata. Di satu daerah, ketersediaan air
melimpah sehingga dapat dieksploitasi untuk kepentingan komersial. Namun, di
sisi lain, beberapa daerah mengalami kekeringan. Contohnya, di daerah Boyolali
tahun 2013, para warga bahkan harus menggali dasar sungai untuk mendapatkan
air. Dari berita Suara Merdeka tanggal 3 September 2013 diberitakan bahwa mereka
(warga daerah Boyolali) terpaksa melubangi dasar sungai Kedungdundu yang sudah
kering untuk mendapatkan air meski cuma sedikit. (Sunaryo, 2013)
Bencana
kekeringan merupakan salah satu bencana alam yang sangat merugikan. Menurut
Balai Hidrologi, kekeringan adalah kekurangan curah hujan dari biasanya atau
kondisi normal bila terjadi berkepanjangan sampai mencapai satu musim atau
lebih panjang akan mengakibatkan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan air yang
dicanangkan.(Hidrologi, 2003) Tidak tersedianya air membuat laju aktivitas
masyarakat dan perekonomian di suatu daerah terhenti. Bayangkan saja, air
digunakan untuk mandi, cuci, kakus, minum, bertani, beternak ikan, dan sebagainya.
Ketika air tidak tersedia, tentu berbagai macam kegiatan tersebut tidak dapat
dijalankan. Tidak hanya merugikan dalam pemenuhan kebutuhan pribadi, kegiatan
ekonomi yang mengandalkan sumber daya air akan terganggu. Hal tersebut
mengakibatkan tersendatnya pendapatan masyarakat. Masalah dari sector ekonomi
ini akan mengancam sektor lain seperti kesehatan, pendidikan, tenaga kerja, dan
sebagainya yang memerlukan biaya untuk mendapatkannya.
Bencana
kekeringan dilihat dari sektor ekonomi jelas sangat merugikan. Hal tersebut
dapat sama- sama dibayangkan bahwa bencana kekeringan menghentikan pendapatan
pada sector ekonomi yang mengandalkan sumber daya air. Contohnya, pada bidang
pertanian. Bencana kekeringan akan menyebabkan petani kehilangan hasil panen,
kerusakan pada kualitas hasil panen, menurunkan produktivitas lahan
pertanian(erosi, angin, dan sebagainya), kondisi yang terik meudahkan tanaman
terserang hama dan penyakit. Dampak buruk yang sama juga akan terjadi pada
bidang perikanan, kayu, industri yang bergantung pada produksi pertanian, dan
sebaginya. Sedangkan, dampak buruk bencana kekeringan dari segi ekonomi global
antara lain kenaikan harga bahan pangan, gangguan suplai air, penurunan
pendapatan pemerintah pusat, penambahan biaya dari perjalanan atau pemindahan
air, kenaikan biaya pemompaan air tanah (pemompaan air tanah yang berlebih juga
dapat menimbulkan penurunan tanah), pernurunan harga lahan, dan sebagainya.
Dampak kekeringan sangatlah besar. Jika kita mengabaikan kemungkinan-
kemungkinan terjadinya bencana kekeringan di masa mendatang, mungkin saja
bencana kekeringan akan terjadi secara menyeluruh dan melumpuhkan berbagai
sektor ekonomi. Penanggulangan bencana kekeringan harus segera ditemukan dan
solusi terbaik harus diterapkan dalam menangani bencana kekeringan.
Penanggulangan
atas bencana kekeringan adalah kebutuhan yang mendesak. Bencana kekeringan
dapat ditanggulangi dengan cara- cara berikut, antara lain pemeliharaan
saluran- saluran irigasi, pembuatan
waduk untuk menampung air selama musim hujan, membangun pemeliharaan konservasi
lahan dan air, mengembangkan budaya hemat air, dan mengembangkan unit- unit
pengolahan air minum. Unit pengolahan air minum ini terdiri dari bangunan
penangkap air, bangunan pengendapan pertama, pembuluh koagulat, bangunan
pengaduk cepat, bangunan pembentuk floc, bengunan pengendap kedua, bangunan
penyaring, reservoir, dan pemompaan.(Ir. C. Totok Sutrisno, dkk, 1987). Penyediaan air
bersih merupakan hal yang penting diperhatikan. Pada daerah yang dilanda
bencana kekeringan, masyarakat biasanya menyonsumsi air seadanya sedangkan
harga air bersih melonjak tajam dan mencekik perekonian masyarakat. Air bersih tersebut
dapat diolah dari air yang ditampung dari waduk. Penanggulangan- penanggulangan
tersebut saling terkait dan sama- sama penting. Dengan penanggulangan-
penanggulangan yang dilakukan, banyak hal yang akan mengurangi beberapa
kerugian, termasuk di bidang ekonomi.
Penanggulangan
terhadap bencana kekeringan dapat meminimalisir resiko kerugian dalam bidang
ekonomi. Air adalah suatu hal yang harus dikelola dengan hemat Ketika air
terseida dalam jumlah besar, masyarakat harus dapat bijak menggunakan dan tidak
seluruhnya digunakan. Sebagian sebaiknya disimpan dalam waduk atau berbagai
wadah penyimpanan air sehingga ketika bencana kekeringan terjadi, masih
terdapat cadangan air dan sektor ekonomi yang mengandalkan air tetap bias berjalan
dengan bijaksana.
Daftar Pustaka
Hidrologi, B. (2003). Permasalahan Kekeringan dan Cara
Mengatasinya, 2. Retrieved from
http://pustaka.pu.go.id/files/pdf/KT-pkdcm-00854-1127200715910.pdf on 5 Mei
2015
Ir. C. Totok Sutrisno, Dkk. (1987). Teknologi Penyediaan Air Bersih.
(PT Asdi Mahasatya, Ed.). Jakarta.
Sunaryo, A. (2013). Kekeringan, warga Boyolali gali dasar kali untuk cari
minum. Retrieved from
http://www.merdeka.com/peristiwa/kekeringan-warga-boyolali-gali-dasar-kali-untuk-cari-air-minum.html
on 5 Mei 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar